Minggu, 12 Juni 2011





ABORSI DI KALANGAN REMAJA
Disampaikan pada kuliah MPKI
 UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
KUPANG









JEFRY DAIK
1508061


KUPANG
MEI 2011









A.                 PENDAHULUAN
A.1.     Latar Belakang
Ayo berpikir tentang aborsi. Apakah itu sejenis kue buatan mama? Atau lirik lagu yang sedang tenar? Oho, tentu saja bukan. Aborsi merupakan kegiatan yang marak terdengar sepanjang umur kita. Setiap hari terjadi aborsi di belahan dunia ini. Alasannya karena malu, takut akan orangtua, tidak tahan bila sampai ketahuan, disuruh oleh pacar, ditinggalkan pacar yang tidak bertanggungjawab, dan masih banyak lagi alasan-alasan lain yang intinya mengorbankan makhluk kecil tak berdaya yang sedang dalam proses berkembang. Hal ini mulai menjamur dan akhirnya semakin ramai di dunia remaja yang seharusnya penuh dengan keceriaaan. Nah Salah satu penyebabnya adalah seks bebas.
Kasus aborsi memang dari tahun ke tahun terus meningkat dan kecenderungan remaja melakukan aborsi semakin banyak Meningkatnya kasus aborsi juga terlihat dari data BKKBN dan Perhimpunan Obsteri dan Ginekologi (POGI). Kedua institusi tersebut memaparkan saat ini setidaknya terdapat 2 juta aborsi setiap tahunnya, di mana 700 ribu di antaranya adalah pengguguran yang disengaja (induce). Sisanya adalah aborsi spontan (Anonimous,2008).
A.2.     Masalah dan Topik Bahasan
Ada 5 pertanyaan yang ditemukan sebagai permasalahan yaitu:
1.                  Apa itu aborsi?
2.                  Apa itu remaja dan bagaimanakah persoalan remaja masa kini?
3.                  Mengapa harus ada aborsi dikalangan remaja?
4.                  Adakah dampak dari tindakan aborsi?
5.                  Bagaimana cara mencegah supaya tidak terjadi aborsi di kalangan remaja?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas maka yang menjadi topik bahasan adalah aborsi dengan pembatasan masalah pada pengenalan aborsi untuk kalangan remaja saja. 
A.3.     Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab pertanyaan yang sebagaimana   tercantum pada perumusan masalah di atas yakni untuk:
1.                  Mengetahui apa itu aborsi?
2.                  Mengetahui apa itu remaja dan bagaimanakah persoalan remaja masa kini.
3.                  Mengetahui mengapa harus ada aborsi di kalangan remaja.
4.                  Mengetahui adakah dampak dari tindakan aborsi.
5.                  Mengemukakan bagaimana cara mencegah supaya tidak terjadi aborsi di kalangan remaja.










B.                 PEMBAHASAN
B.1.      Apa itu aborsi

Coba perhatikan lampiran di bagian akhir dari makalah ini

Gambar itu adalah suatu gambaran nyata bayi hasil aborsi. Kita lihat bayi itu seolah telah dimultilasi. Ukurannyapun sangat kecil. Dalam dunia kedokteran, “abortus” atau menggugurkan kandungan berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Untuk ilmu biologi sendiri, artinya ada pemutusan kehidupan makhluk hidup, sebab kata Bio sendiri berarti Hidup.
Ada 3 macam aborsi yaitu aborsi spontan atau alamiah, aborsi Medis dan yang paling berbahaya adalah aborsi buatan. Aborsi spontan atau alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, atau karena stress dan kelelahan. Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa. Sedangkan Aborsi buatan adalah pengakhiran kehamilan yang secara disengaja, sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Pada kenyataanya, Anak-anak remaja yang tiba-tiba hamil di luar nikah, akan mengikuti jalur yang satu ini. Adapula yang dengan menghadap kepada dukun beranak
Seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara memberi ramuan obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan malah membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu. Adalagi yang melakukan teknik memasukkan bambu ke dalam kemaluan ibu sehingga terjadi pendarahan hebat. Ady (2008), lewat makalah aborsinya mengatakan bahwa aborsi bisa dilakukan pada saat kehamilan muda (dibawah 1 bulan), kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan), usia 3-6 bulan kehamilan, dan Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan).
B.2.      Apa itu remaja dan bagaimanakah persoalan remaja masa kini?
Remaja adalah anak-anak yang sedang mengalami masa pubertas dengan berbagai persoalan yang mengikutinya. Berikut adalah pengelompokkan remaja berdasarkan usia menurut Thornburgh (1982), dalam Retnowati (2010).
1.                  Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun
2.                  Remaja pertengahan : antara 14 hingga 16 tahun
3.                  Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Di antara rentang-rentang usia demikan, terjadi berbagai persoalan karena perubahan secara fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh yang mulai berubah dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sistem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh..
Ketika pubertas dimulai, seorang remaja mereka sudah bisa melakukan reproduksi. Sekalipun kondisi fisik masih dalam perkembangan. Hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual. hal ini merupakan salah satu persoalan karena mereka dapat terjerumus dalam dunia narkoba lalu seks bebas.
Perilaku seks bebas di kalangan remaja semakin menggejala, dan cenderung merajalela. Meskipun angka pasti remaja yang melakukan aborsi (pengguguran kandungan) sebagai akibat seks bebas memang belum terdata, namun seksolog Dr Boyke Dian Nugraha memperkirakan angka aborsi di Indonesia berkisar antara 2,3 juta hingga 3 juta per tahunnya dengan 50% dilakukan oleh remaja. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja ini menunjukkan kecenderungan meningkat berkisar 150.000 hingga 200.000 kasus setiap tahunnya (Putranti,2008).
Akhibat dari seks bebas itulah terjadi kehamilan di luar nikah. Untuk ukuran remaja yang menghadapi persoalan seperti ini pasti akan kalang kabut dan bisa pula melakukan aborsi. Inilah salah satu persoalan terberat.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
a.         Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat dengan kata-kata.
b.         sikap apatis
Sikap apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang  bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c.         Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stres atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
d.         Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
e.         Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Tidak punya handphone membuat remaja tidak berdaya di olok, di ejek dan sebagainya sehingga muncul rasa lemah, atau malah dikuasai perasaan tak ingin kalah dari orang lain sehingga bisa menghalalkan segala cara untuk sama.
f.          Pemujaan akan pengalaman
Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Di tempat umum, mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah keramaian kota dengan kecepatan yang melampaui batas maksimum yang dilakukan oleh para pemuda belasan tahun. Semua ini kebanyakan dilakukan dengan beramai-ramai. Sehingga terbentuklah kelompok atau genk-genk anak muda yang tingkah lakunya menyimpang. Bergabung dengan salah satu kelompok ini membuat remaja cenderung merasa hebat dan diakui status sosialnya. Semakin banyak pengalamannya semakin bangga.
B.3.      Mengapa harus ada aborsi  di kalangan remaja
Temperamen remaja pada umumnya masih labil, belum stabil sehingga pemikiran mereka berpusat pada apa yang akan terjadi pada diri mereka seandainya orang tahu kalau mereka hamil. “Ayah dan ibu pasti akan memukulku, sekolah akan mengeluarkanku, mau makan apa bayi ini, ayahnya sudah tidak bertanggungjawab…,” stress dan frustasi ditambah rasa takut, cemas serta penyesalan  akhirnya membawa mereka pada satu titik yang dinamakan dilema menggugurkan kandungan. Kebimbangan dan kebingungan mewarnai setiap pikiran mereka. Lalu terjadilah aborsi. Begitulah yang bisa kita narasikan. Pertama-tama mencoba untuk meminum obat-obatan yang bisa menggugurkan kandungan, kalau tidak gugur-gugur juga, maka dilakukanlah aborsi buatan dengan jalan mengikuti senior yang telah menggugurkan kandungan. Maka di datangilah dukun yang sama untuk melakukan proses aborsi. Informasi tentang dukun beranak ini memang secara tertulis jarang di temukan yang menerima praktek aborsi, tapi secara tutur dari masa ke masa, tradisi ini bisa bertahan. Mungkin sang calon ayah yang tahu, atau teman yang memberitahu, atau bahkan dari menonton film dan sebagainya sehingga meskipun masih dini, remajapun telah bisa melakukan aborsi. Jangan heran aborsi merambah sampai ke usia-usia produktif yang seharusnya menjadi manusia bertanggungjawab. Sangat jarang mereka merawat bayi itu sampai besar karena jika itu dilakukan yang akan malu adalah keluarganya, dirinya serta masyarakat mulai mencap buruk.
B.4.      Adakah dampak dari aborsi?
Jawabannya adalah ada. Menurut bapak Robino dalam kuliah embriologi dan reproduksi, kematangan seksual kadang tidak seiring dengan kematangan tubuh (fisik) maupun psikologi sehingga turut mempengaruhi perkembangan kejiwaan seseorang. Bukan tidak mungkin bahwa remaja putra maupun remaja putri, tiba-tiba nekat aborsi karena merasa belum cukup umur untuk melahirkan, mengurusi dan membiayai anak. Ini adalah dampak paling ringan yang dapat dialami karena kehamilan diluar nikah. Adapun dampak paling beratnya sebagai berikut.
4.                  Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan seperti yang dijelaskan Brian Clowes, Phd dalam buku “Facts of Life” mengatakan bahwa ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita karena aborsi yaitu:
1.      Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2.      Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.      Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4.      Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5.      Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6.      Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7.      Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8.      Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9.      Kanker hati (Liver Cancer)
10.  Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.  Menjadi mandul (Ectopic Pregnancy)
12.  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
5.                  Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut.
1.      Kehilangan harga diri (82%)
2.      Berteriak-teriak histeris (51%)
3.      Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.      Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.      Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6.      Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
7.      Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.  Bagi kalangan remaja putra
B.5.     Bagaimana cara mencegah supaya tidak terjadi aborsi di kalangn remaja?
Jawabannya adalah jangan melakukan aborsi. Sebab aborsi berarti membunuh.  Selain dampak yang ditimbulkannya berbahaya, aborsi berarti penghilangan salah satu generasi penerus bangsa. Perlu usaha yang keras dari remaja itu sendiri yaitu menghindari pergaulan yang terlalu bebas apalagi perilaku yang merugikan seperti seks bebas,  jika hal ini terasa berat, wajib dikonsultasikan dengan orang dewasa yang bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Bisa pula mendatangi komisi perlindungan anak untuk meminta perlindungan atau kalau seandainya terus dipaksa untuk menggugurkan kandungan, laporkan saja ke polisi.








C.            PENUTUP
C.1      Kesimpulan
1.      Aborsi adalah berasal dari bahasa Latin abortus yang berarti berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
2.      Remaja adalah anak-anak yang sedang mengalami masa pubertas dengan berbagai persoalan yang mengikutinya. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang  paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sistem reproduksi. artinya, seorang remaja sudah bisa melakukan reproduksi. Sehingga salah satu persoalan yang di alami remaja itu adalah seks bebas yang berkemungkinan besar berlanjut sampai ke  aborsi.
3.      Aborsi terjadi dikalangan remaja karena stress dan frustasi ditambah rasa takut, cemas serta penyesalan dan oleh karena kebimbangan dan kebingungan mewarnai setiap pikiran mereka. Juga adanya informasi yang mudah tentang akses, cara, orang atau dukun aborsi yang menyebar di lingkungan sekitar. Alasan lain adalah belum mampu untuk menjadi ayah dan atau ibu bagi bayi. Perlu kita ketahui bahwa usia yang masih belia turut menjadi faktor dan gaya pikiran remaja.
4.      Aborsi memiliki dampak yang berbahaya. Yaitu Resiko kesehatan dan keselamatan fisik seperti cacatnya rahim atau kematian akhibat pendarahan hebat juga resiko kesehatan mental disertai rasa bersalah yang tinggi.
5.      Cara mencegah supaya tidak terjadi aborsi di kalangn remaja adalah jangan melakukan aborsi. Sebab aborsi berarti membunuh.


C.2      Saran   
                Memang tugas melawan aborsi yang mewabah di kalangan remaja ini berat dan tidak dapat dilakukan segampang yang dikira. Perlu usaha yang keras terutama yang ekstra berat dari remaja itu sendiri. Perubahan harus datang dari dalam diri. Menghindari pergaulan yang terlalu bebas apalagi perilaku yang merugikan seperti seks bebas, jika hal ini terasa berat, wajib dikonsultasikan dengan orang dewasa yang bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Bisa pula mendatangi komisi perlindungan anak untuk meminta perlindungan atau kalau seandainya terus dipaksa untuk menggugurkan kandungan, laporkan saja ke polisi.














DAFTAR RUJUKAN

Ady. 2008. Makalah Aborsi. (http://tulisan-Ady.blogspot.com/2008/01/makalah-aborsi.html, diakses 10 Mei 2011).
Anonymous. 2008. Perilaku Seks Remaja. (Http://forum.detik.com/showthread.php?t=33723, diakses 11 Mei 2011).

Clowes, Brian. 1990. Facts of Life. (http://google-search.com diakses 12 Mei 2011).

Putrianti, Nurita. Kasus Pengguguran Kandungan (Aborsi) di Indonesia. (http://www.sipirok.net/30-persen-pelaku-aborsi-remaja diakses 12 Mei 2011).

Retnowati, Sofia. 2009. Remaja dan Permasalahannya. Yogyakarta : UGM Press.

 lampiran-lampiran...















1 komentar: