Rabu, 15 Juni 2011

jika esok kita mati

hari ini aku memandang bulan,..
dan angin berdesir pelan,
aku berusaha tabah dengan posisiku yang seperti ini
telanjang dada menantang matahari yang telah memudar
apakah dia
apakah maku
apakah kita... akan mati?

manusia menghilang begitu saja
pudar berdasarkan remang senja
lalu taburan horizon diiringi kerlip bimasakti yang nun jauh

aku kedinginan,..
tapi aku kuat..
cuma
hanya untuk sejenak.
detik berikutnya,.. aku malah telah terduduk lesu,.

sambil memeluk lututku, air mataku berderai
tumpah ruah bagai reranting yang melepas daunnya rebah ke tanah

apakah mereka..
aakah sesorang.
ataukah aku..?

soal esok yang menyongsong fajar,..
dan langkah kaki yang tak bisa tegap berderap berlari,..
masih mampukah?
kita...saling mencintai sampai ajal tersenyum pada jemari kita yang bercincin

jujur,..
jika esok kita mati,..
aku hanya ingin mati dengan cantik dipelukmu
seperti engkau akan membelaiku dalam paras tulusmu
dan mengikutiku ke awan, tempat para malaikat bersemayam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar